Pasokan Stablecoin dalam Ekosistem Blockchain

Table of Contents

Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dirancang untuk memiliki nilai stabil dengan mendukung nilainya pada aset cadangan seperti mata uang fiat, komoditas, atau algoritma tertentu. Stablecoin memainkan peran penting dalam ekosistem mata uang kripto karena mereka mengurangi volatilitas harga, membuat mereka lebih berguna sebagai alat tukar dan sebagai penyimpan nilai. Penelitian ini akan membahas tren pasokan stablecoin dan distribusinya dalam ekosistem blockchain.

Kategori Stablecoin

  1. Fiat-Collateralized Stablecoins: Stablecoin jenis ini didukung oleh cadangan fiat seperti USD. Contoh: USDT, USDC.
  2. Crypto-Collateralized Stablecoins: Stablecoin ini didukung oleh cadangan mata uang kripto seperti ETH. Contoh: DAI.
  3. Algorithmic Stablecoins: Menggunakan algoritme untuk mengelola pasokan dan permintaan untuk menstabilkan harga mereka. Contoh: UST.

Analisis Pasokan Stablecoin

Pasokan Total Stablecoin

Pada akhir tahun 2022, total pasokan stablecoin mencapai sekitar $140 miliar, yang merupakan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk adopsi mainstream, meningkatnya minat institusional, dan kebutuhan akan instrumen perdagangan yang stabil.

Kontribusi oleh Berbagai Stablecoin

  • USDT (Tether): Memimpin pasar dengan lebih dari 50% dari total pasokan stablecoin. USDT dikenal dengan likuiditasnya yang tinggi dan adopsinya yang luas.
  • USDC (USD Coin): Menempati posisi kedua dengan sekitar 30% dari total pasokan. Menawarkan transparansi dan audit reguler, yang membuatnya populer di kalangan pengguna yang lebih mengutamakan keamanan.
  • DAI: Stabil dengan sekitar 10% dari pasokan total. DAI adalah stablecoin terdesentralisasi yang menggunakan Vaults dalam ekosistem MakerDAO.

Pertumbuhan year-over-year (yoy)

Pasokan stablecoin telah menunjukkan pertumbuhan eksponensial dari tahun ke tahun. Misalnya, dari 2021 hingga 2022, pasokan USDC meningkat dari 30 miliar, menandakan peningkatan kepercayaan dan penggunaan stablecoin ini dalam berbagai aplikasi DeFi dan perdagangan.

Distribusi dalam Ekosistem Blockchain

Stablecoin tidak hanya eksklusif untuk blockchain tertentu, tetapi tersebar di berbagai jaringan blockchain.

  • Ethereum: Memegang dominansi dengan lebih dari 70% dari total transaksi stablecoin. Manfaat dari DeFi yang sangat aktif dan ekosistem DApp yang besar.
  • TRON: Menempati urutan kedua dengan sekitar 20% dari total transaksi stablecoin, berkat biaya transaksi rendah dan kecepatan tinggi.
  • Binance Smart Chain (BSC): Juga memiliki porsi signifikan, berkontribusi sekitar 10% dari total.

Penggunaan dan Implementasi Stablecoin

Stablecoin semakin digunakan dalam berbagai kapasitas dalam ekosistem kripto:

  1. Perdagangan: Digunakan sebagai pasangan perdagangan di bursa untuk memitigasi volatilitas.
  2. DeFi: Digunakan dalam protokol pinjaman, likuiditas pool, dan lain-lain.
  3. Remitansi: Digunakan untuk pengiriman uang lintas negara dengan biaya lebih rendah dan waktu transaksi lebih cepat dibandingkan metode tradisional.

Kesimpulan

Stablecoin telah menjadi komponen yang sangat penting dalam ekosistem blockchain, menawarkan stabilitas yang sangat dibutuhkan di pasar yang sangat fluktuatif. Pertumbuhan mereka yang terus berlanjut menandakan tingkat adopsi dan kepercayaan yang semakin tinggi di antara pengguna kripto, lembaga keuangan, dan regulator. Dengan teknologi blockchain yang terus berkembang, peran stablecoin diprediksi akan semakin dominan dalam sistem keuangan global di masa mendatang.

Sumber : Coingecko

DISCLAIMER

Tidak ada anjuran atau rekomendasi membeli atau menjual aset investasi apapun dalam setiap artikel yang sudah ditulis.

Cek Price Action Sekarang